Metode Harga Pokok Pesanan Akuntansi Biaya (Full Costing)

Metode Harga Pokok Pesanan Akuntansi Biaya (Full Costing) - Pembahasan metode harga pokok produksi akan diawali dengan uraian prosedur pencatatan biaya bahan baku, kemudian akan dilanjutkan dengan uraian pencatatan biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik dan pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer dari Bagian Produksi ke Bagian Gudang. Untuk mempermudah pemahaman berikut disajikan contoh sebagai berikut:

PT Hasta bergerak dalam bidang percetakan memberlakukan cara semua pesanan diproduksi berdasarkan spesifikasi dari pemesan, dan biaya produksi dikumpulkan menurut pesanan yang diterima. (Gambar 4.4)

Metode Harga Pokok Pesanan Akuntansi Biaya (Full Costing)


Pendekatan yang digunakan perusahaan dalam penentuan harga pokok produksi adalah full costing. Untuk dapat mencatat biaya produksi, tiap pesanan diberi nomor, dan setiap dokumen sumber dan dokumen pendukung diberi identitas nomor pesanan yang bersangkutan.

Dalam bulan November 2008, PT Hasta mendapat pesanan untuk mencetak undangan sebanyak 1.500 lembar dari PTTamma. Harga yang dibebankan kepada pemesan tersebut adalah Rp3.000 per lembar. Dalam bulan yang sama perusahaan juga menerima pesanan untuk mencetak pamflet iklan sebanyak 20.000 lembar dari PT Hasna dengan harga yang dibebankan kepada pemesan sebesar Rp l.000 per lembar. Pesanan dari PT Tamma diberi nomor 101 dan pesanan dari PT Hasna diberi nomor 102. 


Contoh Ilustrasi Aktivitas Kegiatan Produksi dan Kegiatan Lain untuk Memenuhi Pesanan
Contoh ilustrasi aktivitas kegiatan produksi dan kegiatan lain untuk memenuhi pesanan secara ringkas dapat di lihat sebagai berikut. (Untuk full nya pilih link)
1. Pembelian bahan baku dan bahan penolong. 
Bahan baku dan bahan penolong tersebut dibeli oleh Bagian Pembelian. Bahan tersebut kemudian disimpan dalam gudang menanti saatnya dipakai dalam proses produksi untuk memenuhi pesanan tersebut.
2. Pemakaian bahan baku dan penolong dalam produksi. 
Untuk dapat mencatat bahan baku yang digunakan dalam tiap pesanan, perusahaan menggunakan dokumen yang disebut bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang.
3. Pencatatan biaya tenaga kerja 
Dalam metode harga pokok pesanan harus dipisahkan antara upah tenaga kerja langsung dengan upah tenaga kerja tidak langsung.
4. Pencatatan biaya overhead pabrik. 
Pencatatan biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua: pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka dan pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.
5. Pencatatan harga pokok produk jadi. 
Pesanan yang telah selesai diproduksi ditransfer ke Bagian Gudang oleh Bagian Produksi. Harga pokok pesanan yang telah selesai diproduksi ini dapat dihitung dari informasi biaya yang dikumpulkan dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.
6. Pencatatan harga pokok produk dalam proses. 
Pada akhir periode kemungkinan terdapat pesanan yang belum selesai diproduksi. Biaya yang telah dikeluarkan untuk pesanan tersebut dapat dilihat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Kemudian dibuat jurnal untuk mencatat persediaan produk dalam proses dengan mendebit rekening Persediaan Produk Dalam Proses dan mengkredit rekening Barang Dalam Proses.
7. Pencatatan harga pokok produk yang dijual. 
Harga pokok produk yang diserahkan kepada pemesan dicatat dalam rekening Harga Pokok Penjualan dan rekening Persediaan Produk Jadi.
8. Pencatatan pendapatan penjualan produk. 
Pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk kepada pemesan dicatat dengan mendebit rekening Piutang Dagang dan mengkredit rekening Hasil Penjualan.

0 Response to "Metode Harga Pokok Pesanan Akuntansi Biaya (Full Costing)"

Posting Komentar